Anak kembar berkebutuhan khusus dibunuh ayah kandung yang depresi dan putus asa.
SAHMITRA – Ashton Yap Kai Shern dan Ethan Yap E Chern, sepasang anak laki-laki kembar berusia 11 tahun di Bukit Timah, Singapura tewas dibunuh oleh ayah kandung mereka sendiri, Xavier Yap Jung Houn. Pria berusia 50 tahun tersebut tega mencekik dan dengan sengaja membenamkan wajah mereka ke dalam kanal untuk memastikan mereka benar-benar mati.
Xavier yang membunuh anak kembarnya pada tahun 2022 itu akhirnya dijatuhi hukuman 14 tahun penjara setelah dia mengakui kejahatannya. Dia percaya bahwa dengan membunuh putra-puteranya itu akan menghilangkan beban istrinya. Dia juga takut tidak ada yang akan merawat mereka setelah dia dan istrinya meninggal nanti dan khawatir si kembar akan diintimidasi oleh orang lain.
Selama beberapa tahun terakhir, Xavier merasa kekhawatirannya terhadap putra-putranya tanpa disadari menyebabkan dia menderita gangguan depresi berat. Itu diperburuk oleh perilaku tidak masuk akal istrinya terhadap si kembar. Lebih jauh dia menjelaskan bahwa istrinya menolak menerima kenyataan bahwa anak mereka berkebutuhan khusus. Istrinya berharap si kembar berperilaku seperti anak normal yang menurutnya tidak masuk akal dan tidak realistis.
Ashton dan Ethan secara resmi didiagnosis mengidap keterlambatan perkembangan global dan gangguan spektrum autisme pada tahun 2017. Mereka diduga mengalami gangguan spektrum autisme sejak berusia dua tahun. Meski disarankan agar si kembar ditempatkan di sekolah pendidikan khusus, si kembar alih-alih terdaftar di sekolah umum pada usia sembilan tahun, sementara mereka masih belum dapat berbicara.
Karena kesulitan belajar, ibu mereka dan pembantu rumah tangga keluarga menemani si kembar ke kelas mereka. Xavier mengklaim bahwa si kembar sering menerima hukuman fisik dan omelan dari istrinya setiap kali mereka gagal memenuhi harapannya. Dan kondisinya kesehatan mentalnya makin parah setelah dia mengetahui bahwa ternyata istrinya berselingkuh dan dia yakin istrinya itu sudah behenti perduli pada si kembar.
Pikiran untuk bunuh diri menjadi lebih sering terlintas di benak Xavier. Dia semakin yakin dan percaya bahwa jalan terbaik adalah dengan mengakhiri penderitaan yang dia dan kedua putranya alami dan membebaskan istrinya dari segala beban dan memberikan kesempatan untuk istrinya mengejar kebahagiaan dengan cinta barunya.
Pada 21 Januari 2022. Xavier membawa Asthon dan Ethan ke taman bermain di Greenridge Crescent. Si kembar bermain di taman bermain selama sekitar 10 menit sebelum Xavier menuntun mereka satu per satu ke kanal.
Dengan menggunakan sebatang tongkat, Xavier menekan batang leher Ethan dengan keras sampai tongkatnya patah, dia lalu mencekik Ethan dengan meletakkan lengannya di leher Ethan dan menekannya dengan keras hingga akhirnya Ethan berhenti bergerak. Dia kemudian membenamkan wajah Ethan ke dalam air kanal, sambil lalu mengalihkan perhatiannya ke Aston yang berdiri diam beberapa meter darinya.
Kemudian Xavier beralih mencoba mencekik Aston dengan meletakkan lengannya di leher Ashton, tetapi karena tidak cukup kuat, keduanya lalu jatuh ke tanah. Saat Aston terbaring di tanah menghadap ke atas, dia mencekiknya dan terus menekan lehernya sampai Ashton tidak bergerak lagi. Kemudian dia menenggelamkan wajah Ashton di air kanal, seperti yang dilakukannya terhadap Ethan untuk memastikan mereka sudah mati.
Setelah membunuh mereka, Xavier berusaha mengakhiri hidupnya sendiri dengan menusuk perut, dada, dan punggungnya dengan pemecah es. Dia juga memukul kepalanya dengan dahan pohon dan batu, namun pencobaan bunih dirinya itu gagal. Dia pun lalu menelepon istrinya, namun tidak diangkat. Dia kemudian menelepon polisi, mengklaim bahwa dia telah diserang. Sambil menunggu aparat, dia duduk di tanah dan meletakkan kepala si kembar di pangkuannya. Tapi kebohongan itu segera terkuak dan dia ditangkap di keesokan harinya.
Pembela meminta hukuman penjara tidak lebih dari lima tahun untuk setiap dakwaan, dan hukuman berjalan bersamaan. Dalam sebuah surat yang ditulis Xavier untuk pengadilan, dia menuliskan bahwa istrinya bahkan tidak sedih atas kematian kedua putranya, karena istrinya mulai mengundang kekasihnya untuk tinggal di rumah mereka. Tidak hanya itu, istrinya bahkan sudah membuang barang milik si kembar yang menurutnya telah melewati batas yang tidak bisa ditolerir. Pasangan ini saat ini sedang menjalani proses perceraian.
Dalam menjatuhkan hukuman Yap, Hakim Vincent Hoong mengatakan itu adalah kasus yang trais. Dia mencatat bahwa Xavier mengalami gangguan depresi berat ketika dia membunuh putranya. Dia menambahkan bahwa Ashton dan Ethan sangat rentan karena mereka bukan hanya anak kecil, tetapi juga memiliki gangguan spektrum autisme. Hakim menambahkan bahwa Xavier telah mengkhianati kepercayaan mendalam yang dimiliki seorang anak kepada orang tuanya. Alih-alih merawat mereka, dia malah membunuh mereka.