Gadis Vietnam pengantar ayam diperkosa dan dibunuh gara-gara ibunya
SAHMITRA – Pada 4 Februari 2019 seorang laki-laki datang mengunjungi lapak Tran Thi Hien dan putrinya Cao Thi My Duyen yang berjualan ayam di Pasar Muong Thanh di Kota Dien Bien Phu, Vietnam. Laki-laki tersebut lalu meminta nomor telepon Duyen untuk memesan. Malam harinya, di hari yang sama laki-laki tersebut menelepon Duyen dan memesan 13 ekor ayam untuk dikirimkan ke sebuah alamat di kota.
Yang tidak diketahui oleh Duyen adalah dibalik pesanan itu tersimpan sebuah rencana busuk nan kejam. Vi Van Toan, 37 tahun seorang kepala geng mengatakan kepada tujuh anggota gengnya yakni Bui Van Cong, 44, Vuong Van Hung, 35, Pham Van Nhiem, 47, Luong Van La, 26, Luong Van Hung, 39, Pham Van Dung, 47, dan Cam Van Chuong, 45, bahwa Hien, ibu Duyen berhutang banyak padanya. Dan dia membutuhkan bantuan mereka untuk menculik dan memeras Hien agar segera melunasi hutangnya. Sebagai gantinya mereka masing-masing akan mendapatkan uang dan narkotika.
Keesokan harinya, yang bertepatan dengan hari raya Imlek, tanpa curiga sedikitpun Duyen dengan menggunakan sepeda motornya berangkat untuk mengantar ayam yang dipesan oleh laki-laki yang ternyata adalah anak buah suruhan Toan. Sesampainya di alamat yang diberikan padanya kemarin malam, anggota geng itu langsung menyekap Duyen. Mereka mengambil ayam dan sepeda motor gadis itu. Duyen dicekik hingga tidak sadarkan diri kemudian dibawa ke rumah Cong. Dari malam tanggal 4 Februari, laki-laki itu satu per satu memperkosa Duyen hingga tanggal 7 Februari di pagi hari mereka membunuhnya dan lalu membuang tubuhnya di sebuah rumah kosong yang berjarak lima kilometer dari rumah Cong.
Karena Duyen tidak kunjung pulang, Hein melaporkan hilangnya putrinya tersebut ke pihak kepolisian. Duyen ditemukan tiga hari kemudian di sebuah rumah kosong. Duyen ditemukan setengah telanjang, hanya mengenakan celana dalam dan atasan lengan panjang. Wajahnya ditutup oleh helm sepeda motor yang dikenakannya. Polisi menemukan bahwa sebelum wanita muda berusia 22 tahun itu meninggal, dia diperkosa beramai-ramai dan dicekik.
Istri Cong, Bui Kim Thu, 44, yang awalnya diketahui sebagai orang pertama yang menemukan jasad Duyen secara tidak sengaja, setelah pemeriksaan lebih lanjut oleh pihak kepolisian ditemukan bahwa sebenarnya mengetahui perbuatan suaminya dan laki-laki itu terhadap Duyen tapi tidak memberitahu siapapun untuk mengelabui para penyelidik. Alhasil Thu pun ikut diselidiki karena tidak segera melaporkan kejadian tersebut kepada pihak kepolisian.
Kedelapan orang laki-laki anggota geng itu langsung ditangkap dan diselidiki dengan dugaan perampokan, penyimpanan narkotika dan menahan orang secara ilegal. Mereka terkonfirmasi positif pengguna narkoba yang tergabung dalam sebuah geng narkoba yang telah beroperasi selama beberapa waktu. Polisi menyebut Toan sebagai orang yang merencanakan dan melakukan pembunuhan terhadap Duyen.
Sama halnya dengan Thu, istri Cong, Hein, ibu Duyen yang pada awalnya mengaku dan mengatakan pada pihak kepolisian bahwa dirinya tidak mengenal kedelapan laki-laki yang telah memperkosan dan menghilangkan nyawa putrinya tersebut. Namun setelah pemeriksaan lebih lanjut ditemukan bahwa ternyata Hein merupakan mantan anggota geng narkotika yang dipimpin oleh Toan.
Dugaan tersebut diperkuat dengan kesaksian Toan yang mengatakan bahwa dia dan Hien bergabung dengan jaringan perdagangan narkoba sebelas tahun lalu. Katanya, sebelum dipenjara sampai 2018, Hien berutang VND300 juta (sekitar Rp.188juta) padanya dan menolak untuk membayar hutangnya tersebut. Akibatnya, dia menculik Duyen untuk memaksa Hien melunasinya.
Enam dari sembilan tersangka pembunuhan Duyen dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman mati. Tiga lainnya menghadapi dakwaan berlapis, seperti pemerkosaan dan penyelewengan kejahatan, yang dapat menjebloskan mereka ke penjara selama tiga sampai sepuluh tahun. dan pada November 2018, ibu Duyen dijatuhi hukuman 20 tahun penjara karena partisipasinya dalam jaringan narkotika. Ibu berusia 44 tahun itu juga dihukum karena menyimpan, mentransfer, dan memperoleh narkoba secara ilegal.