Influencer Rusia meninggal karena kelaparan akibat diet ekstrim
SAHMITRA – Seorang perempuan asal Rusia yang bernama Zhanna Samsonova, atau yang lebih dikenal dengan nama Zhanna d’Art, seorang ‘influencer’ penganut, yang dia deskripsikan sendiri sebagai “diet makanan vegan mentah” meninggal dunia pada 21 Juli 2023, di sebuah rumah sakit di Malaysia.
Mengutip New York Post, Vera Samsonova, 63 tahun, ibu dari Zhanna yang diwawancari oleh 116RU.com menjelaskan bahwa anak perempuannya yang berusia 39 tahun itu meninggal dunia akibat infeksi seperti kolera yang diperburuk oleh pola makannya yang ekstrem. Vera mengatakan bahwa Zhanna telah memilih jalan hidupnya sendiri. Mengklaim bahwa dia telah berjuang keras selama bertahun-tahun untuk menyelamatkan putrinya namun tidak berhasil karena putrinya tersebut tidak pernah mau mendengarkannya.
Veganisme adalah sebuah filosofi dan gaya hidup yang peduli dan mempraktikkan kehidupan tanpa segala bentuk eksploitasi hewan, baik itu penolakan untuk mengonsumsi hewan untuk makanan, pakaian, serta penolakan uji coba pada hewan. Orang-orang yang mempraktikkan gaya hidup Veganisme disebut dengan Vegan.
Veganisme sering kali menjadi pilihan orang-orang dalam mengejar gaya hidup yang lebih sehat untuk diri sendiri dan planet ini. Namun, seperti semua pilihan gaya hidup, tetap wajib untuk memastikan bahwa tubuh mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan untuk bertahan hidup. Tidak berarti sama sekali mengabaikan protein atau vitamin yang memberi kekuatan pada tubuh seperti yang dipraktikkan oleh Zhanna.
Di akun media sosialnya, Zhanna yang meninggal karena kelaparan dan kelelahan pernah mengatakan bahwa selama lima tahun belakangan dia hidup hanya dengan mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran mentah. Dan dalam postingan di Instagram-nya pada tahun 2022, Zhanna juga mengungkapkan bahwa dia tidak minum air selama enam tahun, lebih memilih untuk mendapatkan cairan dari kelapa mentah atau buah-buahan yang dia konsumsi.
Dari seorang sumber yang tidak mau identitasnya dipublikasikan, mengungkapkan bahwa selama tujuh tahun Zhanna hanya makan buah nangka manis dan durian. Selain itu, Zhanna juga sering mempraktikkan “puasa kering”, di mana dia tidak makan atau minum selama berhari-hari.
Sumber lain mengungkapkan bahwa Zhanna pernah mengatakan bahwa dirinya percaya bahwa kematian itu tidak ada. Oleh karena itu argumen dan nasehat dari teman atau orang-orang yang perduli dan khawatir padanya selalu terpatahkan. Pada bulan-bulan terakhir menjelang kematiannya, mereka memohon pada Zhanna untuk makan lebih banyak makanan substantif, tetapi Zhanna menolak untuk mengubah gaya hidupnya. Zhanna juga menolak ketika disarankan untuk mencari bantuan dari dokter untuk menjalani tes.
Akibat diet ekstrim yang dijalankan itu membawa Zhanna ke titik di mana dia terbaring di tempat tidur selama sebulan dan membutuhkan beberapa menit hanya untuk menaiki satu anak tangga. Salah satu teman yang bertemu dengan Zhanna di Sri Lanka mengaku terkejut dan prihatin dengan kondisi Zhanna yang terlihat kuyu dan kedua kakinya bengkak. Sungguh menakjubkan bahwa Zhanna masih sanggup bergerak, ungkapnya.
Sementara sumber lain yang bertemu dengan Zhanna di Thailand mengatakan penampilan atau kondisi Zhanna saat itu “amat menakutkan untuk dipandang” dan lebih mirip seperti tubuh anak umur 12 tahun.
Vegan diet terbukti memiliki banyak manfaat kesehatan, seperti penurunan berat badan, peningkatan kesehatan jantung, dan risiko diabetes yang lebih rendah. Namun tetap ada kerugian dari diet ini, terutama jika tidak direncanakan dengan baik. Menurut Healthline, resikonya termasuk komplikasi akibat kekurangan kalsium dan Vitamin D, yang dibutuhkan untuk tulang yang kuat. Juga dapat menyebabkan anemia, kerusakan sistem saraf, infertilitas dan penyakit jantung. Sebuah studi yang diterbitkan awal bulan ini di Journal of Nutrition menemukan bahwa 100% peserta dengan pola makan vegan mentah menerima kurang dari 2,4 mcg vitamin B12 yang direkomendasikan per hari.