Jati diri The Boy in The Box atau America’s Unknown Child akhirnya terungkap setelah 65 tahun jadi misteri
SAHMITRA – Pada suatu pagi di bulan Februari yang dingin di tahun 1957 di Philadelphia ditemukan sebuah kotak kardus berisikan jenazah seorang anak laki-laki telanjang di dalamnya. Usianya diperkirakan antara empat hingga enam tahun. Anak tersebut dibungkus selimut kotak-kotak dan menunjukkan tanda-tanda gizi buruk dan telah dipukuli sampai mati. Elmer Palmer, petugas yang pertama yang tiba di tempat kejadian, mengatakan apa yang telah disaksikannya itu tidak mudah untuk dilupakan oleh siapapun.
Itulah permulaan misteri kasus America’s Unknown Child atau Anak Amerika yang Tidak Dikenal atau beberapa orang juga menyebut kasus ini dengan The Boy in The Box atau Anak Laki-laki Dalam Kotak. Itu karena tubuh tidak bernyawa anak laki-laki tersebut ditemukan di dalam sebuah kotak dan fakta bahwa identitas anak laki-laki tersebut tidak diketahui.
Pihak kepolisian setempat dan para dektektf pun memulai penyelidikan untuk kasus ini. Tentu saja mereka memulainya dengan meindidentifikasi anak laki-laki yang telah menjadi korban pembunuhan sadis tersebut. Investigasi terhadap tubuhnya mengungkapkan bahwa rambutnya terlihat baru dipotong dengan asal-asalan dan bahwa gumpalan rambut masih ada di tubuhnya, membuat asumsi bahwa pembunuhnya telah mencoba menyamarkan identitasnya. Penyelidik juga menemukan bekas luka di pergelangan kaki, kaki, dan selangkangan yang tampak seperti bekas operasi, dan kaki serta tangan kanannya yang berkerut, menunjukkan bahwa dia sempat direndam di dalam air.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh pihak kepolisian dalam upaya untuk mengungkapkan indentitas anak laki-laki tersebut. Mereka mendatangi toko yang menjual selimut kotak-kotak yang ditemukan membungkus jasad anak itu dan pergi ke sebuah pabrik yang berasal dari kotak dimana anak itu ditemukan dengan tujuan mendapat petunjuk. Namun nihil. Kemudian selebaran sketsa dari rekonstruksi wajah anak laki-laki tersebut dengan imbalan sejumlah uang disebar ke seluruh area. Masih nihil.
Kepolisian bahkan mencoba sebuah cara yang cukup berani, yakni mengenakan pakaian dan mendandani jenasah anak-laki-laki itu sedemikian rupa hingga dia terlihat seperti anak laki-laki sungguhan dan mengambil fotonya. Itu dengan tujuan orang-orang bisa lebih mengenali anak tersebut ketimbang gambaran sketsa. Lagi-lagi tidak ada petunjuk berarti yang didapatkan oleh pihak kepolisian. Terlepas dari petunjuk yang ada, rekonstruksi wajah, dan ratusan ribu selebaran yang didistribusikan ke seluruh Pennsylvania, identitas bocah itu tetap tidak diketahui.
Empat puluh tahun kemudian, pada tahun 2002, seorang wanita yang diidentifikasi sebagai “M” mengatakan kepada penyelidik bahwa anak laki-laki tersebut telah dibeli oleh ibunya yang kejam dari keluarga lain pada tahun 1954. “M” mengklaim bahwa nama anak laki-laki tersebut adalah “Jonathan” dan bahwa dia telah dilecehkan secara fisik dan seksual oleh ibunya. Lebih lanjut “M” mengtakan, pada suatu malam setelah “Jonathan” memuntahkan kacang panggang, ibu anak itu memukulinya sampai mati karena marah.
Meski cerita “M” terdengar cukup meyakinkan, karena dari hasil autopsi, kacang panggang memang ditemukan di perut bocah itu. “M” juga mengatakan bahwa ibunya telah mencoba memandikan anak laki-laki itu setelah memukulinya, itu menjelaskan jari-jari kaki dan tangan anak itu yang berkerut. Tetapi pada akhirnya, polisi tidak dapat membuktikan keaslian klaim “M”. Kemudian hingga beberapa dekade lamanya identitas anak laki-laki dalam kotak masih tidak diketahui.
Hingga akhirnya pada 30 November 2022, Departemen Kepolisian Philadelphia mengumumkan bahwa mereka telah mengidentifikasi bocah itu secara positif dengan bantuan perusahaan silsilah genetik forensik. Pada 8 Desember atau lebih dari 65 tahun sejak tubuhnya ditemukan, identitas anak itu secara terbuka diumumkan sebagai Joseph Augustus Zarelli yang berusia empat tahun.
Joseph memiliki saudara kandung yang masih hidup. Joseph diidentifikasi melalui DNA sepupunya yang diunggah ke database publik. Setelah ibu sepupu Joseph tersebut menyerahkan profil genetik atas permintaan penyelidik, polisi dapat mengidentifikasi orang tua Joseph melalui catatan kelahirannya dan tes DNA selanjutnya. Nama orang tua bocah itu, yang kini sudah meninggal, diumumkan ke publik pada 19 Januari 2023.
Pada tanggal 13 Januari 2023, yang menandakan hari ulang tahunnya yang ke-70, Joseph akhirnya menerima nisan baru, yang sebelumnya terlulis “America’s Unknown Child”, kini berisi nama lengkap dan foto dirinya. Sayangnya hingga kini kasusnya masih merupakan investigasi pembunuhan aktif yang belum terpecahkan siapa pelaku dan motif pembunuhannya.