Casino88 Online Slot99 Sbobet Slot Sbobet888 Joker1888 88bet Slot39 7mmbet Slot388 Joker138 Joker888

Juga terjadi di Filipina mahasiwa meninggal karena ospek

SAHMITRA – Ternyata tidak hanya banyak terjadi di tanah air, kekerasan hingga menghilangkan nyawa mahasiwa atau pelajar dalam acara orientasi sekolah atau yang lebih kenal dengan singkatan ospek juga terjadi di Filipina. Yang belum lama ini adalah yang terjadi pada seorang mahasiwa teknik kimia berusia 24 tahun bernama John Matthew Salilig. Tubuh tidak bernyawa Matthew ditemukan terkubur didalam tanah

Matthew dilaporkan tidak diketahui keberadaan dan kabarnya usai mengikuti acara atau ritual penyambutan persaudaraan yang digelar oleh Tau Gamma Phi atau Persaudaraan Agung Triskelion, yang merupakan persaudaraan dengan anggota terbanyak di Filipina. Pada 20 Februari kakak laki-laki Matthew yakni John Michael Salilig melapor ke pihak kepolisian dan yakin bahwa saudarnya itu menghilang karena tidak menemukannya di apartemennya dan mereka seharusnya bertemu untuk mengantar ayah mereka ke bandara namun Matthew tidak muncul.

Pencarian Matthew pun dimulai dengan melibatkan kepolisian kota setempat dan juga saudara-saudara Matthew lainnya. Dari salinan rekaman CCTV, dikonfirmasi bahwa Matthew benar pergi dengan menggunakan bus ke Biñan, tempat acara penyambutan persaudaraan itu digelar. Dan pada 25 Februari, saudara Matthew yang lain, John Martin menerima pesan yang tidak diketahui pengirimnya. Dimana pesan itu berbunyi:

Matthew menjalani inisiasi pada 19 Februari dan mengalami kejang dan berhenti bernapas. Mereka baru saja menguburkannya, kata orang itu kepada saya, tetapi saya tidak segera memberi tahu keluarga saya karena saya pikir itu hanya lelucon.

Keesokan harinya, yakni pada 26 Februari pihak kepolisian Manila sudah mengantongi nama orang-orang yang diduga terlibat dalam perpeloncoan. Earl Anthony Romero, yang pertama kali secara sukarela muncul di Distrik Kepolisian Manila. Kemudian disusul oleh Tung Cheng Teng dan Jerome Balot. Koordinasi polisi Manila dan Biñan City berhasil membuat Sandro Victorino, Micahel Lambert Ritalde, dan Mark Pedrosa juga muncul secara sukarela. Mark Pedrosa dikatakan sebagai pemilik apartemen tempat diadakannya upacara penyambutan dan inisiasi.

Pada 28 Februari mayat Matthew akhirnya ditemukan di tanah kosong di Barangay Malagasang di Imus, Cavite sebelum tengah hari. Tung Cheng Teng yang mengungkapkan di mana mereka menguburkan Matthew. Sebelum jenazah ditemukan, John Martin sempat berkata dirinya masih mengharapkan keajaiban, bahwa Matt ditinggalkan dan seseorang menemukannya, merawatnya, dan membiarkannya sembuh. Tapi John Martin akhirnya mengidentifikasi mayat Matthew. Usai menjalani otopsi dan pemeriksaan forensik dan menurut laporan medis-hukum, penyebab kematian Matthew adalah meninggal karena trauma benda tumpul yang parah.

Roi Dela Cruz yang terakhir menyerahkan diri ke pihak kepolisian sebagai orang yang curigai. Kepolisian lalu menyatakan semua orang yang dicurigai atas kasus kematian Matthew sebagai tersangka. Polisi juga menyita kendaraan Ford Everest biru yang menurut saksi mengatakan Matthew meninggal di dalam SUV tersebut. Kendaraan itu dibawa ke markas polisi Kota Biñan dan menjalani pemeriksaan forensik. Polisi Biñan mengajukan dakwaan pelanggaran undang-undang anti-perpeloncoan ke Departemen Kehakiman terhadap para tersangka.

Pada tanggal 3 Maret 2023, Daniel Perry, inisiator utama akhirnya menyerahkan diri. Earl Anthony Romero mengatakan bahwa ritual dimulai dimulai dengan pemukulan menggunakan dayung kayu sekitar pukul 13.30. Matthew yang pertama kali dipukul diikuti oleh dua orang lainnya, yang diidentifikasi hanya sebagai Lee dan Bin Laden. Dan juga Roi dela Cruz yang bersaksi bahwa mereka dipukuli sampai lebih dari 70 kali dan dia mengatakan bahwa pada pukulan ke-20 dia menyerah karena mengira dia akan mati.

Earl Anthony Romero mengatakan mereka harus berhenti ditengah-tengah karena Matthew buang air besar dan kemudian muntah. Tapi Daniel Perry memerintahkan untuk melanjutkan pemukulan. Saksi dengan alias Lee dan Bin Laden mengatakan, Matthw dipukul berkali-kali karena dianggap terlalu banyak bicara oleh Daniel Perry. Mereka diberitahu untuk tidak menjadi seperti Matthew.

Ritual berlangsung hingga pukul 15.30. dan rombongan meninggalkan Biñan sekitar pukul 7 malam. Matthew muntah lagi sebelum masuk ke kendaraan Blue Ford Everest. Matthew kemudian dibawa ke rumah salah satu tersangka di Parañaque di mana dia diduga mengalami kejang di dalam kendaraan. Ini sekitar jam 9 malam. Kelompok itu mencoba tetapi gagal membuat Matthew kembali tersadar. Earl Anthony Romero mengatakan ada diskusi di antara kelompok tersebut apakah mereka harus membawa Matthew ke rumah sakit atau membuang jenazahnya. Grup memilih opsi kedua.

Kasus ini masih berlangsung dan pihak kepolisian masih terus melanjutkan mencari 10 tersangka lainnya yang diperkirakan total ada 18 orang. Salah satu tersangka yang tidak disebutkan namanya yang masih buron dilaporkan bunuh diri di hari yang sama dimana mayat Matthew ditemukan.