Kasus penelantaran anjing di Bali. Tiga ekor selamat yang lainnya tinggal tulang belulang
SAHMITRA – Kasus ini bermula dari laporan warga yang mengatakan bahwa ada empat ekor anjing yang tinggal di dalam rumah kosong dan kumuh di Banjar Dukuh, Tabanan, Bali. Pelapor menceritakan bahwa anjing-anjing tersebut semuanya dalam keadaan kurus kering. Ada seorang perempuan yang biasanya datang pada malam hari, namun selama beberapa bulan belakangan ini perempuan tersebut tidak lagi muncul. Bau kurang sedap yang menyengat pun mulai tercium dari rumah tersebut.
Atas dasar pelaporan warga tersebut, Yayasan Bali Animal Wellfare Association (BAWA) yang merupakan organisasi non-profit khususnya unuk penyelamatan dan perlindungan terhadap hewan-hewan di Bali ini pun akhirnya segera berindak. Tim dari Yayasan Bawa bersama polisi dan bendesa, sebutan soriang pemimpin sebuah desa di Bali yang mengurusi bagian adat, pergi ke lokasi rumah tersebut untuk melakukan investigasi. Atas izin kepolisian dan Bendesa, mereka masuk ke dalam properti tersebut. Ternyata hasil temuannya jauh lebih mengerikan dan menakutkan dari yang dilaporkan oleh warga.
Isi rumah kosong tersebut penuh dengan barang-barang yang sudah ridak terpakai, kendang-kandang anjing kosong dan lantainya penuh dengan sisa-sisa kotoran, bahkan ada kursi roda untuk anjing. Belum diketahui secara pasti apakah rumah tersebut adalah tempat penampungan atau tempat peternak anjing. Dan ternyata setelah ditelusuri lebih lanjut, ditemukan tiga jasad anjing yang sudah tinggal tulang belulang yang masih terkurung di dalam kendang. Sepertinya hewan-hewan malang tersebut mati kelaparan. Empat tulang belulang anjing lainnya ditemukan di dalam ruangan tertutup, yang diduga adalah kamar mandi. Dan ternyata lebih banyak lagi tulang-belulang anjing ditemukan setelah tim memeriksa lebih lanjut. Hanya ada tiga ekor anjing yang ditemukan hidup namun dalam keadaan yang sangat memprihatinkan.
Tidak butuh waktu lama setelah laporan warga yang prihatin dan hasil temuan tim Yayasan Bawa, polisi dan Bendesa, kasus ini pun langsung viral dan gempar di media sosial. Banyak warga Bali sendiri yang mulai mengusut lebih jauh perihal kasus kekerasan terhadap anjing-anjing malang tersebut. Alhasil, sebuah nama pun terungkap. Ayu Ning Tyas Mastura, warga asli Palu yang diduga sebagai pelaku penelantaran yang mengakibatkan meninggalnya anjing-anjing di dalam sebuah rumah di Kawasan Tabanan.
Menurut Informasi, Ayu Ning Tyas Mastura adalah seseorang yang berkediaman di Bali yang diberikan kepercayaan oleh pemilik anjing-anjing tersebut yang merupakan warga asing untuk dititipkan dan dipelihara selama pemiliknya kembali ke negara masing-masing dengan imbalan sejumlah uang yang ditransfer setiap bulannya. Dugaan sementara adalah Ayu telah mangkir dari tanggung jawabnya dan keberadaannya hingga kini belum diketahui secara pasti. Namun ada kabar yang mengatakan bahwa Ayu masih berada di Bali. Bahkan beberapa pihak ada yang mengadakan sayembara berhadiah uang bagi siapa saya yang bisa menemukan Ayu. Sementara beberapa pihak yang lain mendorong Ayu untuk segera menyerahkan diri untuk menjelaskan duduk perkara sebenarnya hingga ia tega menelantarkan anjing-anjing yang seharusnya ia jaga dan urus dengan baik.