Kisah Haru Kakak-Beradik Yang Akan Ditinggal Sang Ayah
Sahmitra.com – Dua kakak-beradik ini kemungkinan tidak akan menghadirkan ayah mereka pada hari pernikahan mereka. Mereka memutuskan untuk membuat keajaiban terjadi lebih awal.
Pada 18 April, sebuah keluarga beranggotakan empat orang dari Texas menerima berita buruk: sang ayah Jason Halbert menderita tumor di batang otaknya.
Seminggu kemudian, dipastikan dia menderita glioblastoma multiforme stadium 4, bentuk kanker otak yang paling agresif dan paling mematikan dengan harapan hidup 12 hingga 15 bulan.
Setelah enam minggu radiasi dan beberapa putaran kemoterapi, ditemukan bahwa kanker telah menyebar ke cairan serebrospinalnya, memberinya lebih sedikit waktu, dua hingga tiga bulan.
Dalam sebuah post emosional di Facebook, istri Jason, Nicole Halbert, berbagi rincian nasib tragis suaminya.
Tetapi dia juga menemani kisah itu dengan serangkaian foto-foto indah dari kedua putrinya, Kaylee (18) dan Ashlee (16).
Mereka memutuskan untuk mengenakan gaun putih dan mengadakan tarian ayah-anak tradisional di sebuah pernikahan, yang dia akan lewatkan ketika putri-putrinya akhirnya menikah.
Dalam salah satu foto, Kaylee terlihat menangis saat dipeluk oleh ayahnya. Di lain, Jason memegang erat Ashlee dalam pelukan penuh kasih. Air mata pun mengalir ketika mereka berdansa dengan sang Ayah. Pelukan hangat yang mereka tidak bisa rasakan lagi setelah sang Ayah pergi.
Waktu. Sesuatu yang tidak ada harganya. Tak bisa diputar. Sebenarnya kita hidup mengejar waktu. Bertambahnya usia, semakin dekat dengan kedewasaan, kemapanan, kesakitan, bahkan kematian.
Apa yang kedua gadis ini alami adalah berlomba mengejar waktu sang Ayah. Sesuatu yang seharusnya tidak dialami oleh kedua gadis seusia mereka. Mimpi mereka hancur, harapan mereka hancur, dunia mereka runtuh dalam sekejap mata.
Mungkin mereka mengutuk kehidupan, mengutuk Sang Pencipta. Namun, tak ada yang bisa mereka lakukan lagi kecuali berusaha semaksimal mungkin untuk menciptakan kenangan terbaik dengan sang Ayah. yang bisa mereka lakukan hanya mengejar waktu. Berikan yang terbaik untuk sang Ayah, membahagiakannya dahulu karena mereka dibatasi waktu. Memang jahat… sang waktu, ia tidak peduli siapa pun ia hantam. Namun, itu realita yang harus mereka hadapi.
Pernikahan yang sakral. Tidak akan dihadiri oleh sang Ayah, yang notabene merupakan orang tersayang mereka. Tak bisa dibayangkan betapa hancurnya dunia mereka ketika mereka tahu bahwa umur sang Ayah tidak akan lama lagi.
Menyakitkan ketika sang Ayah tahu bahwa hidupnya tak lama lagi. Bahwa ia akan meninggalkan putri-putrinya yang masih remaja. Ia tidak akan dapat menyaksikan anak-anaknya tumbuh dewasa. Ia hanya dibatasi sampai disini saja.
Baca Juga: Viral! Ibu Menuntut Anak Pakai Kasurnya Untuk Indehoi
“Mimpi-mimpi yang mereka miliki tentang ayah mereka mengantar mereka ke lorong gereja telah berhenti,” tulis Nicole. “Lagu-lagu tertentu yang telah mereka mainkan ratusan kali sambil membayangkan diri mereka berputar-putar di lantai dansa, dengan gaun pengantin yang sempurna, di pelukan pria pertama yang mereka cintai, tiba-tiba mengambil makna baru.
“Ketika gadis-gadis kita melihat kembali bab ini, saya ingin mereka mengingat bukan perjalanan maut, tetapi perjalanan hidup. Ikuti perjalanan, jepret foto, makan hidangan penutup terlebih dahulu, temui teman-teman Anda, mainkan permainan dengan anak-anak Anda, buat hari-hari Anda penting.
“Ketika Anda menjalani hidup Anda dikelilingi oleh kebaikan dan cinta, Anda telah menjalani hidup Anda dengan baik.”
Nicole memberi tahu media bahwa pengalaman itu “luar biasa.”
“Benar-benar komunitas yang bersatu untuk mewujudkannya bagi kami. Itu hanya permintaan kecil yang dimiliki gadis-gadis saya,” katanya.
“Kami beruntung, karena banyak anak kehilangan orang tua mereka tiba-tiba dan tidak dapat menciptakan kenangan. Kami beruntung bahwa kami tahu.”
Pada hari Rabu (30/10), Jason log in ke akun Facebook-nya untuk mengucapkan selamat ulang tahun kepada Kaylee.
“Kamu manis sekali. Cantik luar dalam,” tulisnya.
“Aku tahu aku akan merindukan bagian penting dari hidupmu, tapi aku sangat bersyukur telah mendapatkan 19 tahun.”
Kini hanya kenangan yang dimiliki oleh istri dan anak-anaknya. Sang Ayah tak akan dilupakan seumur hidup. Ayah yang bekerja setengah mati untuk membahagiakan anak-anaknya. Sang Ayah yang selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk keluarganya, sang Ayah yang bekerja setengah mati hanya untuk memberi nafkah keluarganya.
Kini tak ada lagi Ayah. Bangku di ruang makan yang biasa diduduki sang Ayah kini kosong. Tak ada lagi yang mencium mereka sebelum mereka tidur. Seseorang yang seharusnya menyaksikan mereka wisuda dan menikah sudah pergi. Yang tersisa hanya kenangan.
Sebagian besar dari kita selalu menganggap remeh orang tua kita. Sebagian dari kita lebih suka menghabiskan waktu dengan teman-teman daripada ayah kita sendiri. Bisa dimaklumi, karena seiring berjalannya waktu, ketika kita tumbuh dewasa, pandangan kita akan berubah-rubah. Namun, satu hal yang harus kita sadari: orang tua kita tidak akan selamanya bersama kita. Kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi lima bulan dari sekarang, bahkan esok hari. Gunakan waktumu sebaik-baiknya, habiskan waktu bersama orang tua sebelum terlambat… sebelum penyesalan datang di akhir waktu.