Kisah pria yang selamat setelah tertelan ikan paus bungkuk selama 40 detik
SAHMITRA – Namanya Michael Packard, pria 56 tahun yang tinggal di Massachusettes, Amerika Serikat dan berprofesi sebagai petani lobster ini dapat dikatakan sebagai salah satu orang paling beruntung. 10 tahun lalu, diperjalananya menuju ke Costa Rica, Packard adalah salah satu dari 5 penumpang pesawat kecil yang jatuh di hutan. Kecelakaan itu memakan korban sang pilot, co-pilot dan satu orang penumpang. Packard mengalami beberapa luka serius di perut dan tubuh bagian atasnya. Dia dan 4 penumpang lainnya mengabiskan dua malam didalam hutan tersebut sebelum akhirnya ditemukan dan diselamatkan oleh tim penyelamat yang mengatakan bahwa apabila terlambat satu malam saja, Packard dan korban lainnya tidak akan selamat.
Menjalani profesi sebagai petani lobster membutuhkan nyali besar dan ketangguhan karena mereka harus menantang perairan dingin, terutama di Provicetown dan arus yang begitu kuat tempat munculnya lobster-lobster tersebut. Kapanpun saja terdapat kemungkinan terjadinya bahaya dan tidak jarang arus yang kuat itu bisa menggulung petani lobster yang sedang menyelam dan berakibat fatal. Dan Packard pernah mengalami hal tersebut, terseret arus laut dan mengapung ditengah lautan selama berjam-jam sebelum akhirnya diketemukan. Dia juga pernah menemukan mayat sesama petani lobster.
Entah pengalaman-pengalaman lolos dalam bahaya tersebut dapat membuktikan bahwa Packard adalah orang yang sangat beruntung atau tidak. Namun kisahnya yang satu ini mungkin bisa menjadi alasan kuat untuk membenarkan.
Di bulan Juli 2021 lalu, seperti hari-hari sebelumnya, pagi-pagi betul Packard dengan kapalnya yang dinamai “Ja’n J” dan seorang awak kapal, Josiah Mayo, sudah berlayar di suhu air 60 derajat dan jarak pandang sekitar 20 kaki untuk menangkap buruannya. Pada penyelamanya yang kedua kali yakni sebelum jam 8 pagi, tiba-tiba saja dari arah belakangnya sesuatu menghantam tubuhnya dan sesaat kemudian semuanya menjadi gelap total.
“Tiba-tiba saja, saya merasakan dorongan yang sangat kuat dan kemudian semuanya menjadi hitam.”
“Saya bisa rasakan bahwa saya bergerak dan paus itu menekan saya dengan otot-otot yang ada dimulutnya.” Ingat Packard setelah keluar dari rumah sakit Cape Cod.
Alwanya Packard pikir dia berada dalam ikan hiu putih besar, namun dia tidak merasakan adanya gigi-gigi yang tajam dan dia tidak mengalami luka yang kentara pada tubuhnya. Dengan cepat dia sadar bahwa dia telah ditelan oleh ikan paus.
“Saya benar-benar sudah berada didalam; semuanya gelap dan aku begumam dalam hati, ‘tidak mungkin ada jalan keluar. Habislah aku. Mati aku.’ Dan aku mulai membayangkan kedua puteraku – mereka baru berumur 12 dan 15 tahun.”
Didalam mulut paus itu, Packard masih berkostum selam lengkap, dia berjuang dan sang paus mulai menggerakkan kepalanya sehingga Packard menduga paus itu tidak menyukainya. Dia memperkirakan dia berada di dalam paus selama 30 hingga 40 detik sebelum paus itu akhirnya muncul ke permukaan.
“Lalu aku melihat ada cahaya, dan paus itu mulai menggelengkan kepalanya ke kiri dan ke kanan. Dan kemudian aku sudah berada diluar (di air).” Lanjut Packard mengisahkan.
Dari permukaan, dari atas kapal, Josiah Mayo menyaksikan ada sebuah semburan air yang sangat kuat dan besar, yang semula dia pikir adalah hiu putih besar namun ternyata adalah paus yang beberapa saat lalu menegak rekannya dalam satu tegukan. Mayo menambahkan, kemudian paus itu memuntahkan Packard kembali ke laut. Mayo pun segera menjemput rekannya itu, menelepon pantai melalui panggilan radio dan melesat kembali ke dermaga. Ambulan lalu segera membawa Packard ke rumah sakit Cape Cod.
“Berdasarkan apa yang dijelaskan, ini pasti kesalahan di pihak sang paus bungkuk,” kata Jooke Robbins, direktur Studi Paus Bungkuk di Pusat Studi Pesisir di Provincetown.
Robbins menjelaskan paus bungkuk bukanlah hewan yang agresif, terutama terhadap manusia.
Mayo mendeskripsikan sang paus berukuran sedang dan Robbins menduga itu adalah paus bungkuk remaja. Ketika seekor paus bungkuk membuka mulutnya untuk makan, ia mengepul seperti parasut, menghalangi pandangan di depannya, itulah sebabnya apapun mungkin terjerat dalam alat tangkap di mulut dan rahang mereka, kata Robbins.
Robbins juga menjelaskan bahwa insiden paus bungkuk melukai perenang atau penyelam, terutama menelan mereka, sangat jarang terjadi hingga tidak ada karena kerongkongan pada paus yang tidak bergigi terlalu kecil untuk benar-benar menelan manusia.
Seusai dibebaskan dari Rumah Sakit Cape Cod, Packard yang mengalami beberapa kerusakan jaringan lunak tetapi tidak ada tulang yang patah, mengatakan dia akan kembali menyelam segera setelah dia sembuh.