Kisah Simon Leviev: Tinder Swindler penipu ulung yang membuat korban wanitanya jatuh miskin, terlilit hutang dan depresi
SAHMITRA – Belakangan ini marak diperbincangkan oleh banyak orang seorang pria bernama Simon Leviev. Bahkan kisahnya diangkat dalam bentuk sebuah film dokumenter yang tayang di Netflix dengan judul Tinder Swindler. Apa yang membuat pria ini begitu spesial? Artikel ini akan membahsanya lebih lanjut.
Simon Leviev memiliki nama asli Shimon Yehuda Hayut. Dia mengubah namanya pada tahun 2017 untuk mengaitkan dirinya dengan miliarder Lev Leviev, seorang pengusaha Israel, filantropis dan investor yang dikenal sebagai “Raja Berlian” yang memiliki hubungan baik dengan Vladimir Putin. Tapi tentu saja di kehidupan yang sesungguhnya Simon tidak memiliki hubungan apapun, apalagi keluarga dengan sang filantropis.
Tidak lain dan tidak bukan, Simon hanyalah seorang penipu ulung yang mengaku sebagai putra dari sang “Raja Berlian”. Simon kebanyakan melancarkan aksi penipuannya di Tinder, aplikasi kencan online. Begitu mereka “match” atau cocok di Tinder dan bertemu di kehidupan nyata, Leviev akan menjebak korbannya dengan menghabiskan ribuan dolar dan memamerkan gaya hidup mewah.
Namun setelah beberapa bulan mengenal mereka, dia memberi tahu setiap korbannya bahwa dia dalam bahaya, karena betapa “kerasnya” industri berlian. Dia akan menunjukkan kepada mereka foto-foto seorang temannya yang dipukuli hingga babak belur hingga nyaris dibunuh.
Simon kemudian akan meminta para wanita untuk memberinya kartu kredit atas nama mereka, sehingga dia bisa bersembunyi. Dan setiap wanita percaya bahwa dia benar-benar punya uang, dan percaya dia benar-benar dalam bahaya, jadi memeberikan dia kartu kredit seperti permintaannya. Leviev kemudian akan mengumpulkan tagihan besar di bawah nama setiap Wanita tersebut.
Seperti yang dialami oleh salah satu korban yang bernama Cecilie Fjellhøy. Pada kencan pertama mereka, Januari 2018, setelah bertemu di Tinder, Simon membawa Cecile dengan pesawat pribadi dari London ke Bulgaria hanya untuk satu malam. Setelah kencan di hotelnya, Simon menyatakan penyesalannya bahwa dia harus pergi untuk perjalanan bisnis dan menanyakan apakah Cecile ingin bergabung dengannya. Cecile pun langsung mencari Informasi mengenai Simon di Google dan menemukan nama belakang yang sama dengan “raja berlian”. Cecile pun segera pulang dan mengemasi barang-barangnya untuk bergabung dengan Simon di “perjalanan bisnis” gadungannya. Itu adalah awal dari bencana terburuk dalam hidup Cecile yang pada akhirnya membuatnya patah hati, tertipu, dan berhutang lebih dari $200,000.
Terlahir sebagai Shimon Hayut di Bnei Brak, sebuah kota di sebelah timur Tel Aviv, Simon Leviev awalnya melarikan diri dari Israel ke Finlandia pada tahun 2011 untuk kabur dari tuduhan kejahatan terkait penipuan yang dia lakukan di awal usia 20-an. Pada 2015, ia menjalani hukuman 2 tahun di penjara Finlandia setelah menipu tiga wanita, dan setelah dibebaskan pada 2017, dia kembali ke Israel. Sebelum berhasil ditangkap, dia melarikan diri lagi ke Eropa.
Seorang Wanita yang mengaku sebagai korban pertama dari Simon Leviv, Courtney Simmonds-Miller, 31, berasal dari Cambridge, Inggris, bertemu dengan penipu itu pada 2008, ketika dia berusia 19 tahun dan tinggal di Siprus bersama kakek-neneknya. Meski Courtney dan Simon tidak pernah terlibat hubungan asmara, tetapi mereka berteman karena sama-sama bekerja di sebuah pusat perbelanjaan di kota pesisir Limassol, menjual rambut palsu dan alat pengeriting rambut. Selepas bekerja, mereka bersosialisasi ke klub dan bar.
Tidak butuh waktu lama, Simon pun mulai berbohong kepada Courtney. Setelah perjalanan pulang ke Israel, dia mengatakan kepada Courtney bahwa dia adalah ‘jutawan rahasia’ yang bekerja di Siprus karena ayahnya yang kaya ingin dia belajar tentang nilai uang yang akan segera menerima warisannya dan berencana untuk membuka bisnis.
Ketika Leviev memintanya untuk menjadi asisten pribadinya, dengan gaji yang jauh melebihi apa yang bisa dia dapatkan di mal, Courtney langsung setuju. Terbuai oleh iming-iming dan mulut manis Simon, tidak hanya membuatnya kehilangan ribuan pound tetapi juga membuatnya terlibat dalam penipuan kartu kredit internasional yang membuatnya berakhir di penjara Siprus yang dipenuhi kecoa.
Setelah menerima pekerjaan itu, salah satu tugas pertama Courtney adalah menyewa BMW untuk Simon sehingga dia bisa menghadiri pertemuan bisnis dan terlihat sangat sukses. Dia menyewa mobil mewah tersebut atas namanya sendiri, karena Simon mengatakan dia tidak memiliki SIM internasional. Dan membayarnya dengan kartu kredit Simon. Namun ternyata kartu kredit tersenut dilaporkan telah dicuri di Israel. Baik Courtney maupun Leviev akhirnya ditangkap dan harus menghabiskan tiga minggu dalam tahanan. Courtney menggambarkan penjara sebagai ‘tidak manusiawi’.
Menjadi buronan Interpol di Israel, Swedia, Inggris, Jerman, Denmark, dan Norwegia, Leviev akhirnya ditangkap oleh polisi karena menggunakan paspor palsu di Yunani pada Juli 2019 dan diekstradisi ke Israel. Simon membantah semua tuduhan terhadapnya.
“Saya memiliki hak untuk memilih nama apa pun yang saya inginkan, saya tidak pernah menampilkan diri saya sebagai anak dari siapa pun, tetapi orang-orang menggunakan imajinasi mereka.”
“Mungkin mereka sakit hati… Tapi saya tidak pernah mengambil sepeser pun dari mereka; para wanita ini menikmati waktu ketika bersama saya, mereka bepergian dan melihat dunia dengan uang saya.” Katanya kepada berita Channel 12 Israel.
Cecilie Fjellhøy, Pernilla Sjöholm dan Ayleen Charlotte—hanya tiga dari banyak korban Simon Leviev, mulai mengenali satu sama lain, dan media berita lokal mulai meliput cerita ini. Ayleen Charlotte, wanita yang Simon “kencani” pada saat itu, memperhatikan cerita-cerita ini dan menjadi semakin curiga. Ketika Simon dalam penerbangan yang dia bayar, Charlotte menghubungi pihak berwenang dengan memberikan rinciannya. Polisi langsung menunggu Simon di bandara ketika dia mendarat.
Pada Desember 2019, ia dihukum karena pencurian, penipuan, dan pemalsuan dokumen di Israel dan dijatuhi hukuman 15 bulan penjara. Setelah menjalani lima bulan penjara, dia dibebaskan dengan perilaku yang baik. Saat ini berusia 31 tahun, Simon Leviev hidup sebagai orang bebas di Israel.