Pembunuh mayat dalam koper di Bali yang dideportasi kembali ke AS langsung ditangkap FBI
SAHMITRA – Heather Mack berumur 19 tahun dan tengah hamil beberapa minggu ketika dia dan kekasihnya waktu itu, Tommy Schaefer, membunuh ibunya, Sheila von Wiese-Mack di sebuah hotel di Bali ketika mereka tengah berlibur dan memasukkan mayatnya ke dalam sebuah koper. Heather dinyatakan bersalah pada 12 Agustus 2014 dan divonis hukuman 10 tahun penjara di LPP Kelas II A Kerobokan, Bali dengan dakwaan membantu pembunuhan. Sementara Tommy yang dinyatakan bersalah sebagai pelaku pembunuhan divonis 18 tahun di penjara yang sama.
29 Oktober 2021 lalu, setelah menjalani hukuman penjara selama lebih dari tujuh tahun akhirnya Heather bebas. Setelah bebas dia lalu diserahkan ke pihak imigrasi untuk dideportasi. Dan akhirnya untuk pertama kalinya sejak 2014, Heather menginjakkan kakinya kembali ke negara asalnya, Amerika Serikat. Namun begitu mendarat di Bandara Internasional O’Hare Chicago pada hari Rabu (3/11/2021), Heather langsung ditangkap Biro Investigasi Federal (FBI).
Putri Heather, Stella Schaefer yang telah berusia 6 tahun ikut dideportasi ke AS. Setelah permohonanya pada Divisi Keimigrasian Kemenkum HAM Bali agar puterinya itu tetap diizinkan tinggal di Indonesia ditolak. Ketika Heather dibawa oleh FBI, hak asuh darurat Stella diberikan kepada pengacara Heather di AS.
Heather dan Tommy kini menghadapi tuduhan federal dalam konspirasi melakukan pembunuhan dan menghalangi keadilan. Dalam dakwaan federal pada hari Rabu, jaksa menuduh Heather dan Tommy merencanakan pembunuhan saat masih di AS sebelum melaksanakan eksekusinya di Bali. Atas alasan itulah mengapa meski sudah menjalani hukuman penjara di Indonesia, sekembalinya ke AS Heather langsung dicokot penegak keadilan disana.
Pada tahun 20017 di bulan Januari, Heather sempat memposting 3 buah video di YouTube yang diberi judul “Video Pengakuan”. Heather merekam video itu ketika tengah menjalani hukuman didalam penjara. Dalam video tersebut Heather memulainya dengan membahas pepatah yang berbunyi: “The truth will set you free” yang artinya kebenaran akan membebaskanmu. Kemudian dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa dia ingin membebaskan dirinya dari segala kebohongan.
Heather menyatakan bahwa dia tidak menyesal telah membunuh ibunya, Sheila. Karena dia meyakini bahwa Sheila telah membunuh ayahnya, James L. Mack di sebuah hotel saat mereka berlibur di Yunani pada tahun 2006. Padahal menurut keterangan resmi kematian James L. Mack adalah akibat emboli paru-paru. Jadi Sheila Menyusun rencana untuk membunuh Sheila di sebuah hotel sebagai balas dendam.
Heather juga mengakui bahwa dia juga yang telah dengan sedemikian rupa menjebak Tommy untuk melakukan pembunuhan terhadap Sheila dengan ancaman dan memanipulasi ponsel Tommy. Alasannya adalah apabila dia yang membunuh Sheila, dia akan kehilangan hak atas semua harta warisan Sheila sebesar US$ 1juta atau sekitar Rp. 130miliar.
Pengakuan Heather tersebut bertolak belakang dengan pernyataan yang diberikan Heather dan Tommy di persidangan. Karena ketika di pengadilan keduanya mengaku bersama-sama memukul Sheila dengan mangkuk wadah buah besar yang terbuat dari logam di Hotel St. Regis di Nusa Dua, Bali. Selain karena hubungan mereka tidak direstui oleh Sheila, Tommy mengatakan bahwa dia juga kesal karena Sheila kerap kali melontarkan sindiran-sindiran berbau rasis terhadap dirinya. Dan ketika Sheila mengetahui tentang kehamilan Heather, Sheila pun marah besar dan memojokkan Tommy hingga akhirnya Tommy nekad memukul Sheila sampai meninggal dunia. Mayat ibunya yang dipukuli habis-habisan itu lalu dimasukkan oleh Heather dan Tommy kedalam koper. Pembunuhan ini menarik perhatian nasional dan internasional selama bertahun-tahun, sebagian karena foto-foto koper yang tampak terlalu kecil untuk menampung tubuh wanita dewasa.
Keluarga dari Sheila Von Weise-Mack berterima kasih kepada FBI atas penangkapan Heather Rabu kemarin untuk menegakkan keadilan. Sementara ibu dari Tommy Schaefer yang hingga kini masih mendekam di penjara Kerobokan, yakni Kia Walker harus menelan pil pahit setelah gagal bertemu dengan cucunya, Stella Schaefer. Kia mengatakan bahwa dia secara rutin dua kali dalam seminggu menelepon Tommy dan anaknya itu mendukung penuh upayanya untuk mendapatkan hak asuh atas Stella, anak Heather dan Tommy. Dalam sebuah wawancara dengan salah satu stasiun berita di AS, Kia mengatakan bahwa dia selalu menjaga hubungan dengan Stella, dia mencintai Stella dan siap berjuang untuk mendapatkan hak asuh dan memberikan ruang aman untuk Stella.
Namun pengacara Heather bersumpah untuk melawan segala upaya dari pihak manapun yang mencoba untuk mengambil alih hak asuh darurat atas Stella Schaefer yang telah diberikan oleh Heather padanya. Jika terbukti bersalah, Heather bakal menghadapi hukuman penjara seumur hidup. Dan pertanyaan selanjutnya, apakah perlakuan yang sama akan belaku pada Tommy Schaefer ketika dia bebas dari hukuman di Indonesia nanti?